Saturday 10 July 2010

Permainan Tradisional Dakon

Banyak banget permainan tradisional yang tersedia di Mirota Batik Jogja. Salah satunya adalah Dakon atau Congklak.

Permainan dakon adalah salah satu permainan tradisional masyarakat Jawa. Di luar Jawa, permainan ini lebih dikenal dengan nama congklak. Di Lampung permainan ini lebih dikenal dengan nama dentuman lamban. Sedangkan di Sulawesi permainan ini lebih dikenal dengan nama Mokaotan, Maggaleceng, Aggalacang, dan Nogarata.

Pada masa lalu permainan ini sangat lazim dimainkan oleh anak-anak bahkan remaja wanita. Tidak ada yang tahu mengapa permainan ini identik dengan dunia wanita. Menurut beberapa pendapat karena permainan ini identik atau berhubungan erat dengan manajemen atau pengelolaan keuangan. Pada masa lalu (bahkan hingga kini) kaum hawa disadari atau tidak berperanan penting dalam pengelolaan keuangan rumah tangga. Dakon dianggap menjadi sarana pelatihan terhadap pengelolaan atau manajemen keuangan tersebut.

Umumnya permainan dakon pada zaman dulu dilakukan di pendapa, beranda rumah, atau di bawah pohon yang rindang dengan terlebih dulu menggelar tikar. Untuk memulai permainan yang melibatkan dua orang ini, keduanya akan mengundi atau ping sut untuk menentukan siapa yang jalan duluan.

Lubang pada papan dakon pada umumnya berjumlah 16 buah. Masing-masing sisi papan dakon terdapat 7 buah lubang dan 2 buah lubang di masing-masing pojokan/ujung papannya. Untuk di Mirota Batik Jogja menyediakan juga dakon dengan lubang 10 (tiap sisianya 5 lubang) dan dengan lubang 18 (tiap sisinya 9 lubang). Untuk memainkannya biasanya diperlukan biji-bijian untuk isian lubang-lubangnya. Umumnya biji yang digunakan untuk permainan ini adalah biji buah sawo. Mengapa biji buah sawo ? Jawabannya adalah karena tanaman sawo umumnya terdapat di hampir semua pekarangan (depan) rumah-rumah Jawa di masa lalu, khususnya rumah-rumah orang yang cukup mampu. Lebih-lebih rumah ningrat yang memiliki pendapa. Kecuali itu butiran biji sawo tidak terlalu kecil untuk dicomot. Permukaannya licin sehingga cukup mudah untuk diluncurkan dari genggaman sekaligus cukup mudah juga untuk digenggam telapak tangan. Selain itu, biji buah sawo yang dinamakan kecik itu secara visual memang tampak lebih eksotik (barangkali). Selain dari biji sawo di konter Kerajinan Mirota Batik Jogja juga menyediakan biji untuk permainan dakon/ congklak yang berwujud dari kerang.

Untuk permainan dakon yang juga dinamakan congklak itu diperlukan 98 buah biji sawo. Masing-masing sisi dakon yang memiliki 7 buah lubang itu diisi 7 buah biji untuk masing-masing lubangnya. Jadi, masing-masing pemain memiliki 49 buah biji kecik yang siap dijalankan. Sedangkan lubang di bagian ujung (pojok) dakon dikosongkan untuk menampung sisa biji ketika permainan dijalankan. Jumlah biji yang dibutuhkan untuk bermain dakon/ congklak berdasar pada jumlah lubang tiap sisinya. Untuk lubang 10 (tiap sisinya 5 lubang) membutuhkan 5 biji tiap lubang dengan total 5x5=25 dikalikan 2(tiap sisinya), totalnya 50 biji. Begitu juga untuk lubang 18 (9 lubang tiap sisinya) membutuhkan 9biji x 9lubang dikakalikan 2 (tiap sisinya), totalnya 162 biji.

Tertarik dengan permainan dakon/ congklak, silahkan datangin konter Kerajinan, Mirota Batik Jogja lantai 2. Borong dakonnya yah. Kita tunggu kedatangannya. ^^

Sumber : Tembi.org, ksuPointer.com

0 comments:

Post a Comment